Catatan Akhir Tahun KKI Warsi 2022, Menumbuhkan Hutan Memulihkan Ekologi

Kopasjambi.com, Jambi – Catatan Akhir Tahun KKI Warsi. Menjamu sejumlah awak media di Kantornya kawasan Pematang Sulur Telanaipura Kota Jambi, Selasa (20/12). Pengurus Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi menggelar Ekspose catatan akhir tahun 2022 bertajuk Menumbuhkan Hutan Memulihkan Ekologi.

Pertemuan di gelar santai di ruang kerja Warsi, sambil sesekali terasa angin meniup dari muka jendela yang terbuka lebar. Humas KKI Warsi Sukmareni menyapa ramah semua awak media yang hadir, sambil memperkenalkan Direktur KKI Warsi yang baru.

“Pertemuan ini sudah menjadi agenda rutin tahunan kita, ini merupakan pertemuan yang ke 12 kalinya kita gelar. Di sini telah hadir Direktur KKI Warsi pak Adi Junedi, beliau ini sebenarnya sudah bergabung di Warsi sejak tahun 2000. Kami berterima kasih kepada semua teman-teman yang telah hadir dalam kegiatan catatan akhir tahun ini,” ujar Sukmareni yang mengawali pertemuan sebagai moderator.

Junedi : Tutupan Hutan Meningkat, tetapi Aktivitas Peti Meluas

catatan akhir tahun warsi
Direktur KKI Warsi, Adi Junedi

Direktur KKI Warsi Adi Junedi menekankan, tema catatan akhir tahun “Menumbuhkan Hutan Memulihkan Ekologi”. Sebagai bentuk komitmen dan semangat KKI Warsi mengatasi isu-isu lingkungan dan perubahan iklim yang kian menghawatirkan. Dengan kajian tentang kondisi Hutan serta memperhatikan isu-isu lingkungan, Junedi berharap ada perhatian dari semua pihak untuk melakukan antisipasi kerusakan alam.

“Seperti masalah Peti yang saat ini tersebar hampir di semua kabupaten. Ini menjadi tantangan pengelolaan sumber daya alam kita di Provinsi Jambi hari ini. Satu sisi luas hutan naik tetapi di sisi lain luas sebaran peti juga justru meningkat. Hal ini menjadi kajian kita, bagaimana terjadinya Peningkatan tutupan hutan yang kemudian di compare (bandingkan) dengan peningkatan luasan peti di Provinsi Jambi,” tuturnya

“Tentu dalam konteks mengurangi deforestasi akan semakin nyata lagi kita lakukan. Tidak hanya berbicara Provinsi Jambi, tetapi juga berkontribusi terhadap capaian Nationally Determined Contribution (NDC). Atau target-target yang telah di launching pemerintah Indonesia. Serta berkontribusi terhadap Global,” tambah Adi Junedi.

Jika 2030 Muka Air Laut Naik 50cm, Kuala Tungkal Menjadi Pulau

warsi jambi
Senior Advisor KKI Warsi, Rudi Syaf (kiri), Humas KKI Warsi Sukmareni (kanan)

Pertemuan di lanjutkan dengan pemaparan secara mendalam oleh Senior Advisor KKI Warsi, Rudi Syaf. Mulai dari membahas masalah terjadinya peningkatan air laut (Water Sea Level) yang membahayakan, sebagai akibat naiknya suhu bumi. Lalu, kondisi danau-danau yang mulai mengering. Kemudian Pembahasan tutupan hutan yang justru mengalami penambahan secara alami.

“Prediksi dari Climate Central, akan terjadinya peningkatan suhu hingga setengah derajat pada tahun 2030. Peningkatan suhu tersebut akan membuat muka air laut meningkat 50cm. Kalau terjadi kenaikan muka air laut 50cm, maka Kota Kuala Tungkal akan berubah menjadi pulau,” ujar Rudi

Hingga ancaman memperburuk iklim melalui aktivitas penambangan emas liar PETI. Operasional pertambangan batubara yang semakin bertambah. Hingga solusi dengan menurunkan kualitas hidup, yang sudah terbiasa menggunakan peralatan yang menghasilkan emisi bagi lingkungan.

“Kondisi Ini harus dicegah dengan melakukan perubahan pola kehidupan masyarakat, salah satunya pengurangan emisi sehari-hari. Contohnya saja penggunaan AC diganti menjadi kipas angin. Karena penggunaan AC selama satu jam itu emisinya melebihi dari emisi yang dihasilkan mobil yang menempuh jarak 1 kilometer,” terang Rudi.

Selain itu, Rudi juga mengajak semua pihak untuk serius menjaga hutan. Salah satunya dengan melakukan program Pohon Asuh yang saat ini telah di lakukan KKI Warsi.

“Mengasuh pohon, publik merawat bumi. Sekarang sudah meluas tidak hanya di Jambi, juga sudah ada di Sumatera Barat dan Bengkulu. Publik yang mengasuh pohon juga sudah semakin banyak. Bahkan yang terbaru, di Bengkulu ada pengusaha fashion yang juga ikut mengasuh pohon. Alhamdulillah masyarakat Indonesia sudah semakin peduli dengan pentingnya menjaga bumi ini dengan menjaga pohon,” Tutup Rudi. (R1)

Komentar