Penulis : Cut Aziza Dewi
Kopasjambi – Pada tanggal 3 Desember mendatang merupakan Hari Disabilitas Internasional. Penetapan peringatan ini di sponsori oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1992.
Peringatan ini berawal dari sejarah kelamnya para penyandang disabilitas. Dahulu, mereka tidak mendapatkan pengakuan secara nasional dan internasional, tidak di perlakukan dengan baik, dan sering mendapatkan penghinaan dari lingkungan sekitar.
Dunia memperingati Hari Disabilitas Internasional sebagai bentuk dukungan dan perhatian kepada perlindungan dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas.
Pada tahun 2022 ini, Hari Disabilitas International atau di kenal dengan International Day of People with Disabilities. Mengangkat tema ‘Transformative Solutions for Inclusive Development: The Role of Innovation in Fuelling an Acsessible and Equitable World’ atau ‘Solusi Transformatif untuk Pembangunan Inklusif: Peran Inovasi dalam Mendorong Dunia yang Dapat Di akses dan Adil’.
Tema tahun ini berfokus pada penegakan hak asasi manusia, pembangunan berkelanjutan, serta perdamaian dan keamanan untuk penyandang disabilitas.
Strategi inklusi yang di terbitkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah sebagai contoh dan meningkatkan standar bagi kinerja para penyandang disabilitas pada segala aspek pekerjaan, baik di kantor maupun di lapangan.
Melalui strategi ini, PBB menegaskan kembali bahwa pemenuhan hak asasi manusia penyandang disabilitas harus secara penuh dan utuh merupakan bagian yang tidak dapat di ganggu, dan tidak dapat di pisahkan dari semua hak asasi manusia secara fundamental.
Disabilitas yang dianggap sebagai kekurangan ternyata tidak menjadi hambatan bagi orang-orang hebat ini.
Diantaranya ada Ghanim Al Muftah, namanya menjadi perbincangan setelah pembukaan acara Piala Dunia 2022 di Qatar pada Minggu (20/11) di Stadion Al Bayt, Al Khor. Ia merupakan salah satu duta besar Piala Dunia 2022, yang memukau melalui lantunan ayat suci Al-Qur’-an yang ia bawakan pada perayaan tersebut, yaitu surat Al Hujarat ayat 13.
Di ketahui dari Takreem bahwa Ghanim terserang Caudal Regression Syndrome. Ini adalah kelainan langka yang mengganggu tulang belakang bagian bawah.
Namun dengan kekurangan yang ia miliki, tidak semata-mata mematikan semangatnya. Di buktikan dengan usahanya yang memiliki perusahaan es krim dengan nama Gharissa Ice Cream. Perusahaan es krimnya telah memiliki enam cabang dengan memperkerjakan karyawan sebanyak 60 orang.
Ghanim kini tengah kuliah di jurusan politik Loughborough University menyukai sepak bola, berenang, dan mendaki. Kesukaannya pada mendaki di buktikan melalui pendakian Gunung Shams, gunung tertinggi di Teluk Arab.
Ia juga memiliki ambisi besar di bidang politik, yaitu menjadi Perdana Menteri Qatar di masa depan. Itulah sebabnya ia mengambil jurusan politik dalam kuliahnya.
Teti Leliana Berkorban Agar Disabilitas di Hargai Bukan di Kasihani
Di Indonesia juga terdapat orang-orang yang peduli terhadap para penyandang disabilitas dan banyak membantu dalam berbagai bidang.
Teti Leliana adalah salah satunya. Ia adalah guru SLB yang merelakan sebagian gajinya untuk membantu anak-anak didiknya dalam berkarya. Ia sudah berdedikasi sejak tahun 1984, memberikan ilmu keterampilan agar muridnya dapat hidup mandiri di masa depan.
“Saya mendengar ada orang datang ‘beliin tuh punya anak SLB, kasihan’. Di situ hati saya berontak. Akhirnya dengan biaya sendiri, saya mencari kursus di mana-mana dan ilmu itu saya bagikan pada mereka. Semoga ketika saya tutup usia, bisa tersenyum melihat anak-anak disabilitas ini di hargai orang bukan di kasihani,” ucapnya.
Teti memberikan ilmu bagaimana pembuatan ecoprint. Pada saat ini, ecoprint sedang naik daun. Karena pembuatannya yang terbilang tidak terlalu rumit namun memiliki nilai seni yang tinggi sehingga dapat nilai jual yang cukup tinggi juga.
Selain itu, ia memiliki mimpi untuk mendirikan Dis Tas, yaitu D1stro Disabilitas yang dapat membantu muridnya mandiri dan dapat mencari uang dari hasil keterampilan yang di dapatkan selama bersekolah di SLB.
Ketulusannya dalam membimbing pelajar di Sekolah Luar Biasa ini, mampu menghantarkan sekolahnya yaitu SLB 6 Jakarta masuk dalam peringkat 10 SLB terbaik di Indonesia. (CA)
Komentar