Kopasjambi.com, KotaJambi – Delegasi Temasek Foundation Urban Resilience Programme (TFURP) Singapura kunjungi Kota Jambi (7/3). Kedatangan tim yang berjumlah tiga orang tersebut untuk meninjau secara langsung Kawasan Wisata Danau Sipin Kota Jambi. Yang akan menjadi lokasi proyek ketahanan kota-kota dunia terhadap perubahan iklim. Kota Jambi terpilih menjadi kota di Indonesia yang terpilih masuk dalam proyek global untuk penanganan isu dan ketahanan iklim/lingkungan. Serta kerangka pembangunan berkelanjutan.
Proyek ini di gagas oleh Wali Kota Jambi Syarif Fasha dalam kesempatan World Cities Summit 2022 (WSC) yang di gelar di Singapura pada tahun 2022 lalu. Dalam kesempatan pertemukan para pemimpin pemerintah dan industri, serta pakar perkotaan terkemuka dari seluruh dunia. Untuk membahas tantangan kota layak huni dan berkelanjutan tersebut. Wali Kota Fasha di daulat menjadi pembicara untuk membahas kiat “best practice” Kota Jambi “menyulap” Danau Sipin menjadi kawasan wisata utama di Kota Jambi. Yang menjadi bagian dari Temasek Foundation Urban Resilience Programme (TFURP).
Sebagai tindak lanjutnya, Kota Jambi telah masuk menjadi kandidat proyek TFURP. Tim yang hadir akan meninjau langsung dan membuat kajian Feasibility Study/studi kelayakan and desain. Untuk kemudian akan diusulkan dana penyediaan infrastruktur, serta kampanye & pelatihan penyadaran masyarakat. Dengan total anggaran sekitar US$7.000.000 (tujuh miliar US Dollar).
Delegesi Keliling Danau Gunakan Ketek Wisata
Setibanya di Danau Sipin, delegasi TFURP tersebut berkeliling menggunakan ketek wisata Kota Jambi. Di dampingi OPD Pemkot Jambi, seperti Kepala Bappeda Kota Jambi. Kadis Pariwisata Kota Jambi, Kadis DLH Kota Jambi, Kabag Kerjasama Kota Jambi, Kabid SDA PUPR Kota Jambi, Diskominfo Kota Jambi dan perwakilan BWSS IV Jambi. Tim mendapat paparan mendalam terkait kawasan Danau Sipin, yang akan menjadi bagian penting kajian proyek ini.
Seusai melakukan tinjauan lapangan, tim yang berasal dari Singapura ini di jamu oleh Wali Kota Jambi Syarif Fasha. Dalam jamuan tersebut, Fasha lebih detail menjelaskan konsep pengembangan Danau Sipin dan visi pembangunan Kota Jambi berwasasan lingkungan. Yang di gagas olehnya dalam rencana pembangunan Kota Jambi.
“Kita ingin berkontribusi besar dalam menghadapi isu dan tantangan global saat ini, seperti perubahan iklim dan isu lingkungan. Kota Jambi memiliki visi pembangunan perkotaan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Kita sudah mulai di TPA Talang Gulo, Danau Sipin, dan lainnya,” ujar Fasha seusai menerima tim TFURP Singapura.
Fasha Apresiasi Dukungan Negara Asing
Sedangkan Khusus untuk Danau Sipin, Fasha jelaskan bahwa Pemkot Jambi bersama banyak pemangku kepentingan termasuk masyarakat, telah berkolaborasi agar danau sipin bersih, dengan berbagai tantangannya.
“Mengapa Danau Sipin, karena kita selaraskan dengan visi dari proyek ini terhadap keberlangsungan ekosistem lingkungan hayati dan rencana pembangunan di Kota Jambi. Kita ingin memiliki kawasan wisata ekologis yang berwawasan lingkungan, ragam hayati, air bersih dan manfaat ekonomis bagi masyarakat di Danau Sipin dan Kota Jambi. Dalam jangka panjang, proyek ini akan berdampak besar bagi kesadaran dan pemahaman masyarakat untuk pengelolaan air terpadu di Danau Sipin. Seiring dengan peningkatan kondisi kehidupan dan kualitas lingkungan serta optimalisasi fungsi lain Danau Sipin untuk tujuan wisata dan ekonomi kreatif,” jelas Fasha
Selanjutnya dalam kesempatan itu Fasha juga mengapresiasi dukungan negara asing untuk Kota Jambi. Termasuk Temasek Foundation dalam upaya pembangunan Danau Sipin.
“Terima kasih dan apresiasi kami terhadap kunjungan ini. Kami apresiasi setingginya dukungan Temasek dan negara lain yang mendukung Kota Jambi. Komitmen kami, Kota Jambi akan terus berkontribusi bagi ketahanan iklim global”, pungkas Fasha.
Sementara itu Sebagai tindak lanjut tinjauan lapangan ini, TFURP akan membuat studi potensial penilaian kualitas air. Masterplan infrastruktur air, program implementasi baik jangka pendek dan jangka panjang. Selanjutnya Rencana operasional pengelolaan limbah padat untuk pengumpulan. Kemudian Pengangkutan dan daur ulang dan pedoman operasional dan pemeliharaan. Proyek ini diharapkan akan selesai pada tahun 2026 mendatang.(*)
Komentar