Sopir : Inilah mata pencarian kami, Kalau Batubara Tutup Bagaimana Nasib Keluarga kami

Kopasjambi.com, Batanghari – Sopir : Inilah mata pencarian kami, Kalau Batubara Tutup Bagaimana Nasib Keluarga kami.

Di tengah polemik batubara saat ini, nasib para sopir juga sedang di pertaruhkan. Pasalnya para sopir kerap menjadi kambing hitam dalam permasalahan yang tengah terjadi saat ini. Akan tetapi, para sopir sampai saat ini tetap berjuang untuk mengais rezeki demi menghidupi keluarga mereka.

Bahkan para sopir truk angkutan batubara juga mengaku, jika profesi ini merupakan satu-satunya pilihan yang harus mereka jalani sebagai mata pencarian atau sumber rezeki. Terlebih di tengah kesulitan ekonomi dan sulitnya untuk mendapatkan pekerjaan lain. Sehingga menjadi alasan bagi mereka untuk tetap bertahan sebagai pengangkut hasil tambang tersebut.

“Gimana lagi bang, ini lah mata pencarian sebagian warga. Lagian sejak batubara ini beroperasi, yang menganggur pun jadi ada kerjaan,”ujar Budi seorang sopir yang melintas di Wilayah Batanghari.

Budi juga mengaku khawatir sewaktu-waktu pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk menutup aktivitas angkutan batubara. Terlebih adanya desakan dari pihak DPR RI, agar tambang di tutup, sebelum adanya jalan khusus angkutan Batubara.

“Kami ini hanya kerja, kalau bisa Pemerintah juga fikirkan nasib kami. Kalau pun usaha tambang di tutup, otomasi banyak lagi pengangguran,” keluhnya.

Sopir harap solusi terbaik dari pemerintah

Budi berharap, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat maupun Pemangku kepentingan, untuk dapat memberikan solusi terbaik dan mengambil kebijakan yang tepat agar ia tidak kehilangan mata pencarian yang sudah di gelutinya sejak 17 tahun terakhir.

“Kalau bisa jalan ini yang mesti di perbaiki. Karena kalau jalannya bagus pasti tidak akan maacet. Apalagi kalau ada jalan khusus batubara, lebih lancar lagi dan kami lebih setuju itu,” pungkasnya.

Hal senada juga di katakan oleh Ardi yang sudah 20 tahun sebagai sopir batubara. Menurutnya, profesi ini sudah sangat membantu kehidupan keluarganya selama ini. “Kami Cuma sebagai sopir yang di pekerjakan perusahaan, dan mencari makan disini. Jadi kami berharap pemerintah juga peduli, paling tidak perbaiki dulu ruas jalan yang rusak. Sebab kondisi saat ini kami juga kesulitan, untuk dapat satu trip (Muatan_red) saja harus menempuh perjalanan dua sampai tiga hari,” ungkapnya.

Selain itu, Ardi juga meminta agar pebangunan jalan khusus batubara, dapat juga di realisasikan secepatnya. Sebab solusi ini juga menjadi penengah untuk meredam polemik ataupun konflik yang selama ini terjadi.

”Saya dari bujangan sudah jadi sopir, jadi kalau sempat kebijakan pemerintah tidak berpihak kepada kami. Apa yang harus saya perbuat untuk keluarga, dan bagaimana saya bisa menafkahi istri dan keluarga saya?. Tolong itu difikirkan,”harapnya.(R7)

Komentar